07.20

E-reader Masa Depan

Oleh:

Nimas Novi Dwi Arini 210110080009

Agne Yasa 210110080012


Perkembangan e-book, e-paper, dan e-magazine sangat pesat beberapa tahun ke belakang. Di tambah lagi dengan peluncuran-peluncuran piranti atau alat untuk membaca e-book, e-paper, dan e-magazine yang sudah tersedia di pasaran. Seperti halnya iPad yang diluncurkan oleh Apple baru-baru ini merebut banyak pembeli. Apalagi dengan isu-isu pemanasan global yang dikaitakan dengan pemakaian kertas untuk pembuatan majalah, koran, dan buku maka e-reader menjadi sebuah jawaban yang pas pada kondisi yang sedang berkembang sekarang ini.

Sudah ada beberpa e-reader yang ada di pasaran seperti iPad keluaran Apple, iRex keluaran Philips, Kindle keluaran Amzon, dan juga Booken. Piranti-piranti sudah beredar luas di pasaran dan peminatnya sangat banyak. Dari segi ukuran kebanyakan dari e-book reader ini berkisar 8 inci sampai 10 inci. Kebanyakan dari e-reader yang telah tersedia di pasaran masih berbentuk kaku dan tidak fleksibel walaupun sudah menggunakan teknologi touchscreen.

Dengan hadirnya sebuah teknologi yang bernama e-ink memungkinkan sekali jika 10 tahun mendatang e-reader akan berukuran 113.3 x 63 x 11.95 mm. E-reader masa depan ini bisa dibuka menjadi ukuran 176x250 mm dengan ketebalan 2 mm. Dengn e-reder masa depan ini maka sangat memudahkan piranti untuk di bawa ke mana-mana dan fleksibel karena bisa dilipat menjadi seukuran kertas B5. Selain itu piranti ini juga tergolong cukup ringan yaitu 107.7 gram. Selain bisa dilipat-lipat piranti ini juga berreoslusi tinggi jadi gambar atau tampilan yang dihasilkan sudah sangat bagus dan berwarna.

Dengan aplikasi yang memudahkan pekerjaan penggunanya, seperti akses web, email, video, musik, peta yang memang sudah ada pada e-reader sebelumnya. Kita dapat berandai-andai. Dalam 10 tahun ke depan, teknologi e-reader ini akan lebih banyak fungsinya, seperti fungsi GPS, fungsi penerjemah bahasa sehingga selain mudah dibawa dalam perjalanan juga bermanfaat dalam perjalanan sebagai pemandu yang juga multifungsi.

Nantinya, e-reader ini dapat digunakan bagi orang dengan mobilitas tinggi dan tingkat kesibukan yang besar sehingga membutuhkan piranti yang mudah dibawa,serta efektif, dan efisien.

Referensi:

http://www.eink.com/kits/index.html

http://www.irexreader.eu/

http://www.bookeen.com/specs/ebook-CybookOpus.aspx

http://www.amazon.com/Kindle-Wireless-Reading-Display-Generation/dp/B0015T963C/ref=dp_ob_title_def?ie=UTF8&qid=1195482400&sr=53-1

http://www.apple.com/ipad/features/

12.08

Surat Kabar Konservatif Segera Tergantikan

Oleh:
Nimas Novi Dwi Arini - 210110080009

Banyak pertanyaan yang menanyakan apakah surat kabar konservatif akan tetap bertahan di era digital seperti ini? Pertanyaan ini mungkin bisa terjawab dengan banyaknya perusahaan surat kabar yang sudah guling tikar karena penggemar surat kabar sudah mulai menurun. Tapi ada juga perusahaan surat kabar yang tetap berdiri dan mensiasati masalah ini dengan membuat format digital dari surat kabar konservatif. Format seperti ini lebih banyak digemari daripada surat kabar konservatif karena format ini lebih mudah dan biayanya jauh lebih murah. Setelah banyak bermunculan format-format surat kabar digital muncul lah piranti untuk memudahkan membaca format digital ini. Seperti yang barus saja diluncurkan oleh Apple yaitu iPad di mana piranti ini bisa membaca format digital majalah, surat kabar, dan juga buku. Walaupun sebenarnya piranti-piranti seperti ini sudah ada sebelumnya, tapi iPad memiliki banyak kegunaan. Piranti-piranti sebelum iPad dan juga iPad memiliki kesamaan yaitu bentuknya yang masih kaku dan juga ukuran yang hampir sama. LG mengeluarkan sebuah piranti yang kegunannya sama dengan iPad dan piranti-piranti sejenis tapi dengan berbagai kelebihan.

Piranti keluaran LG ini barulah prototype dengan menggunakan teknologi e-ink. Di dalam peluncurannya piranti dari LG merupakan piranti pembaca e-paper dengan ukuran terbesar saat ini. Prototype ini hadir dalam ukuran 19 inci yang bisa dibilang hampir sama dengan ukuran surat kabar konservatif dan dengan ketebalan 0,3 mm. Sama seperti iPad dan piranti lainnya pengoperasian piranti ini juga dengan menggunkan layar sentuh. Selain ukurannya yang cukup besar ada satu lagi kelebihan dari piranti ini yaitu piranti ini fleksibel atau bisa dilipat-lipat layaknya surat kabar konservatif. Piranti ini merupakan inovasi dari piranti-piranti yang pernah ada sebelumnya. Walaupun piranti ini masih berebentuk prototype, tahun ini LG akan meluncurkan piranti serupa dengan ukuran yang lebih kecil yaitu 11,5 inci.
Hadirnya piranti-piranti digital seperti ini mungkin bisa dibilang ancaman bagi media massa konvensional yang ada seperti surat kabar, majalah, dan buku. Bisnis media massa pun akan berubah dari media massa cetak saja menjadi media massa konvergensi. Tapi, di era yang sekarang ini piranti seperti ini sangatlah dibutuhkan dimana mobilitas individu yang sudah semakin tinggi maka memerlukan piranti-piranti semacam ini untuk memudahkan aktivitas sehari-hari. Pergesaran dari era membaca media massa cetak konvensional menjadi media massa digital. Jelas fenomena inilah yang akan hadir ketika piranti-piranti semacam ini sudah semakin banyak dimiliki masyarakat.

Jika dilihat dari dampak yang ada dengan analisis yang dikemukan oleh Evertt M. Rogers yaitu interactivity, demassified, dan asynchronous. Di dalam interactivitiy terdapat tiga jenis yaitu human to human, human to systeam, dan systeam to systeam. Yang di maksud dengan human to systeam di dalam teknologi ini adalah proses di mana pengguna teknologi ini memberikan perintah kepada sistem operasi yang ada di dalam piranti ini. Misalnya pengguna mengklik logo menu maka dengan sendirinya sistem akan mengirimkan permintaan (dlm bentuk kode) kepada server untuk meminta akses ke menu (di server). Sedangkan pada systeam to systeam dalam teknologi ini adalah bagaimana komunikasi antar piranti keras dengan menggunakan pengkodean atau bahasa pemrograman. Dampakyang terjadi jika dilihat dari demassified dalam teknologi ini adalah pengguna teknologi ini secara bebeas bisa memilih surat kabar apa yang akan di baca atau artikel-artikel apa saja yang akan dibaca bukan lagi surat kabar yang memaksakan informasi tapi pengguna yang memiliki kendali penuh atas apa yang diinginkannya. Dilihat dari keserempakan penerima informasi jelas di dalam teknologi ini tidak berlaku karena tidak semua masyarakat memiliki piranti ini dan seperti yang dijelaskan pada demassified kalau pengguna bisa bebas memilih informasi apa saja yang ia sukai dan butuhkan.

Dampak sosial dari teknologi keluaran LG ini adalah semakin jarangnya interaksi antar individu secara tatap muka, terdapat kesenjangan antara yang memilki piranti dan yang tidak memiliki. Dampak ekonomi dengan kemunculan teknologi adalah akan lebih banyak perusahan media massa cetak yang gulung tikar dan para loper koran juga akan kehilangan pekerjaan. Tetapi secara keseluruhan dengan adanya teknologi ini mempermudah mobilitas masyarakat yang cenderung ingin sesuati yang instan dan bisa mengurangi pemakaian kertas yang selama ini menjadi isu lingkungan.

Referensi:

http://goodereader.com/blog/electronic-readers/innovative-tablet-size-flexible-electronic-paper-display/, Diakses pada 3 April 2010, 17.30 WIB
http://www.digitaltrends.com/international/lg-display-reveals-news-worthy-flexible-e-paper/, Diakses pada 3 April 2010, 17.30 WIB
http://nexus404.com/Blog/2010/01/15/lg-19-inch-epaper-display-prototype-revealed-lg-teases-a-large-format-epaper-thats-only-3mm-thick/ ,Diakses pada 3 April 2010, 17.30 WIB
11.57

Ponsel 3D

Oleh : Agne Yasa (210110080012)



Produsen elektronik besar asal Jepang, Sharp berhasil mengembangkan LCD monitor yang mampu menampilkan tayangan 3D tanpa membutuhkan kacamata bantuan.

"Sharp sendiri telah mengembangkan teknologi 3D sejak 2002, yang sempat terkendala resolusi gambar yang kurang cerah dan terang. Sejak itu, kami memfokuskan penelitian pada kualitas layar dan siap meluncurkan serangkaian tipe layar 3D, dengan rencana produksi akan berlangsung pada bulan September di Jepang," ujar Manager Bisnis LCD Sharp Yoshisuke Hasegawa.

Teknologi layar 3D sangat mungkin untuk disematkan di layar ponsel. Sutradara film dengan format tiga dimensi (3D) Avatar, James Cameron mengaku sangat yakin jika teknologi 3D pun akan mulai menggempur layar ponsel.

Menurut Cameron, teknologi yang semakin canggih tidak akan menyulitkan para pengembang untuk membuat aplikasi berformat 3D di smartphone. Bahkan, lanjut Cameron, justru di sinilah tantangan yang menjadi pemicu teknologi tersebut hadir.

Ditambahkannya, apapun cara yang dilakukan dengan sebuah aplikasi, atau dengan sebuah interaksi, semuanya dilakukan melalui sebuah layar, baik layar desktop, laptop, maupun layar kecil. Bahkan semua hal tersebut akan dirasa sangat kurang jika tidak melibatkan teknologi selular yang saat ini sedang berkembang dan menjadi tren di seluruh dunia.

Diketahui, sudah ada beberapa vendor ponsel yang turut mengembangkan ponsel 3D, salah satu di antaranya adalah Nokia. Bahkan Nvidia telah menyiapkan chip khusus dengan Java yang memungkinkan teknologi 3D di ponsel.



Pada Jumat, 2 April 2010, Sharp memulai debut prototipenya dengan memamerkan lara ponsel 3D yang hanya berukuran 3 inci. Layar LCD untuk ponsel yang didemonstrasikan, bisa menjalankan animasi 3D, berteknologi layar sentuh, dan terkoneksi ke kamera yang bisa merekam video 3D.

Jika gambar atau video 3D di televisi kebanyakan membutuhkan kamera khusus untuk melihatnya. Tapi, layar Sharp bisa menampilkan gambar 3D tanpa melalui kacamata khusus. Hal ini karena teknologi Sharp didesain menyajikan gambar berbeda kepada mata kanan dan mata kiri.

Para pengguna monitor tersebut dapat melihat imej tiga dimensi dalam jarak 31 sentimeter tanpa menggunakan kacamata. Penggunaan bantuan kacamata telah diganti oleh Sharp dengan menyematkan teknologi berupa parallax, untuk memberikan ilusi pada mata untuk setiap gambar yang berbeda sehingga lebih hidup.

"Teknologi ini mungkin akan diaplikasikan pada TV di masa depan," ujar Executive Managing Officer Sharp Yoshisuke Hasegawa. Namun, ia mengakui bahwa saat ini tampilan 3D hanya bisa dengan jelas dilihat pada jarak tetap yakni sekitar 30 centimeter dari layar.

Sharp tertarik untuk membuat perangkat itu, karena mereka berpikir teknologi 3D akan tumbuh sebagai mesin portabel yang bisa ditaruh ditengah-tengah ruang keluarga.

Sharp yang terkenal sebagai pemasok panel LCD, nantinya akan menciptakan sebuah layar yang lebih cerah dan lebih tipis dalam menampilkan gambar 3D dengan resolusi yang lebih tinggi dan fungsi layar yang bisa digunakan dengan touch screen.

Dalam era 2D sudah terbukti, infrastruktur dan teknologi tersebut sudah menyebar dari bioskop ke rumah, dan dari rumah ke perangkat mobile. Sharp pun percaya hal yang sama akan terjadi dengan teknologi 3D. Gambar tiga dimensi yang mendiami sebagian besar screen besar sekarang akan hadir juga di handset mobile, seperti ponsel dan lain sebagainya.



Penggunaannya dalam konteks komunikasi

Ponsel merupakan alat komunikasi. Ponsel 3D merupakan terobosan dalam teknologi komunikasi ponsel. Perkembangan pesat dalam dunia sistem komunikasi tentunya akan mengubah pola komunikasi yang terjadi di masyarakat selama ini, teknologi komunikasi sangat penting dan dinantikan kehadirannya setiap saat dan setiap waktu.

Sekarang ini ponsel bukan lagi barang tersier. Kepintaran, kecanggihan dan fasiitas yang dimiliki oleh teknologi komunikasi menjadi tolak ukur seberapa besar fungsi dan kebutuhan dari teknologi komunikasi itu bagi penggunanya. Secara nyata jelas terlihat bahwa teknologi komunikasi memberikan keuntungan yang sangat besar bagi penggunanya terutama dalam hal berkomunikasi ( komunikasi tidak begitu rumit seperti dahulu ). Dengan ponsel 3D (tiga dimensi) tentunya juga akan memengaruhi pola komunikasi yang terjadi pada pelaku komunikasi yang menggunakan teknologi komunikasi tersebut. Sistem 3 dimensi yang ada akan memengaruhi pola komunikasi, cara berinteraksi para pengguna ponsel tersebut. Apapun cara yang dilakukan dengan sebuah aplikasi, atau dengan sebuah interaksi, semuanya dilakukan melalui sebuah layar, pada ponsel, melalui layar kecil.


Analisis dampaknya berdasarkan

Tiga perubahan komunikasi setelah ditemukan teknologi komunikasi menurut Rogers.

1. Interactivity

Kemampuan sistem komunikasi baru untuk "berinteraksi" dengan penggunanya, bukan sekedar menjalankan prosedur mekanis pengiriman pesan atau reaksi mekanikal.

Human to Human, teknologi komunikasi berupa ponsel 3D akan memengaruhi interaksi antara manusia kepada manusia. Bagaimana manusia yang menggunakan teknologi tersebut akan berkomunikasi dengan manusia lainnya melalui ponsel 3 Dimensi tersebut. Human to system, bagaimana sebuah sistem Ponsel 3 dimensi memengaruhi manusia dalam berinteraksi dengan sistem baru itu, dan system to system, bagaimana sistem ponsel 3 D tersebut dengan sistem yang lainnya. Dengan sistem 3 Dimensi tentu memengaruhi pola komunikasi yang terjadi, apapun cara yang dilakukan dengan sebuah aplikasi, atau dengan sebuah interaksi, semuanya dilakukan melalui sebuah layar, melalui ponsel 3D, para penggunanya dapat melihat imej tiga dimensi, dengan teknologi berupa parallax, untuk memberikan ilusi pada mata untuk setiap gambar yang berbeda sehingga lebih hidup dan interaksinya pun akan berbeda dengan sistem yang demikian.

2. Demassification

Kontrol sistem komunikasi bergeser dari produsen pesan ke konsumen media. Demassified, artinya sebuah perubahan dari penggunaan secara massal (massification) teknologi komunikasi menjadi penggunaan secara individual (individualization).

Ponsel 3D memiliki potensi demassification tersebut. Sharp tertarik untuk membuat perangkat itu, karena mereka berpikir teknologi 3D akan tumbuh sebagai mesin portabel yang bisa ditaruh ditengah-tengah ruang keluarga.

Dalam era 2D sudah terbukti, infrastruktur dan teknologi tersebut sudah menyebar dari bioskop ke rumah, dan dari rumah ke perangkat mobile. Sharp pun percaya hal yang sama akan terjadi dengan teknologi 3D. Gambar tiga dimensi yang mendiami sebagian besar screen besar sekarang akan hadir juga di handset mobile, seperti ponsel dan lain sebagainya. Jadi, teknologi komunikasi berupa Ponsel 3D pun akan mengalami demassification nantinya.

3. Asynchronous

Kemampuan untuk menentukan waktu pengiriman dan penerimaan pesan pada waktu yang dikehendaki. Pengirim dan penerima tidak harus mengakses perangkat komunikasi pada saat yang bersamaan (tidak serempak). Penggunaan ponsel memang diakses pada waktu yang tidak selalu bersamaan. Penggunanya dapat menentukan kapan akan menggunakannya sehingga tidak menimbulkan keserempakan. Begitu juga dengan Ponsel 3D, penggunanya dapat menentukan waktu pengiriman dan penerimaan pesan pada waktu yang dikehendakinya. Kapan ia akan menggunakan ponsel 3D dan memunculkan gambar 3 dimensi dari ponselnya.

- Dampak Sosial

Rogers menyatakan bahwa komunikasi merupakan dasar dari perubahan sosial, sistem baru dari teknologi komunikasi berupa ponsel 3D akan menimbulkan perubahan sosial yang merupakan dampak sosial dari munculnya teknologi komunikasi ini. Orang-orang yang menggunakannya, pada awalnya hanya golongan tertentu, yang nantinya menimbulkan kelas-kelas sosial tertentu di masyarakat, siapa yang dapat memiliki teknologi komunikasi seperti itu dan siapa yang tidak. Namun, pada akhirnya teknologi komunikasi berupa ponsel 3D ini pun diprediksikan dalam jangka waktu tertentu akan mengalami demassification. Teknologi 3D, gambar tiga dimensi yang mendiami sebagian besar screen besar sekarang akan hadir juga di handset mobile, seperti ponsel dan lain sebagainya seperti Dalam era 2D sudah terbukti, infrastruktur dan teknologi tersebut sudah menyebar dari bioskop ke rumah, dan dari rumah ke perangkat mobile.

- Dampak Ekonomi

Munculnya perangkat teknologi komunikasi berupa ponsel 3D ini tentu memiliki dampak ekonomi. Para produsen jelas berlomba untuk menghasilkan produk yang memiliki potensi pasar tinggi. Sehingga akan memengaruhi transaksi, atau kegiatan jual-beli terhadap teknologi komunikasi ponsel 3D ini. Seperti diketahui, sudah ada beberapa vendor ponsel yang turut mengembangkan ponsel 3D, salah satu di antaranya adalah Nokia. Bahkan Nvidia telah menyiapkan chip khusus dengan Java yang memungkinkan teknologi 3D di ponsel. Teknologi 3D diyakini akan tumbuh sebagai mesin portabel yang bisa ditaruh ditengah-tengah ruang keluarga sehingga potensi pasarnya akan semakin meningkat.

Referensi:

http://techno.okezone.com/read/2010/04/05/57/319278/57/sharp-mungkinkan-3d-tanpa-kacamata

http://tekno.kompas.com/read/xml/2010/04/05/09070916/Tak.Hanya.TV..Layar.3D.Juga.Merasuki.Perangkat.Genggam

http://techno.okezone.com/read/2010/04/03/57/318869/sharp-kepincut-membuat-ponsel-3d

http://techno.okezone.com/read/2010/03/26/325/316349/2015-3d-sambangi-layar-ponsel